Makanan Khas Korea (part 1)

mau tau apa aja sih makanan khas Korea? yuk, let's check it out

1. Gimbap (김밥)



 Gimbap sudah terkenal sebagai makanan bekal yang utama pada saat piknik. Bahan-bahan isi Gimbap dapat divariasikan tapi bayam, ham, wortel, telur, dan acar lobak asam dipakai sebagai bahan dasar. Untuk susi Jepang dipakai cuka sedangkan Gimbap Korea dipakai minyak wijen dan garam.

2. Sinseollo (신선로)
Nama asli Sinseollo adalah Yeolgujatang dan bermakna sup yang sesuai dengan selera. Masakan ini diperkenalkan dari dinasti Qing, Cina pada masa dinasti Joseon Korea dan dikembangkan sesuai dengan budaya makan Joseon. Masakan ini menjadi hidangan jamuan pesta yang terbagus dengan dilengkapi berbagai jenis bahan makanan. Dengan demikian, Sinseollo ini dapat dikatakan mewakili masakan Korea yang bergizi tinggi, rasanya enak, dan berpenampilan indah. 

3. Jatjuk (잣죽)

Cara memasak bubur biji pinus ini terdapat juga pada sebuah buku bernama Eumsik-dimibang pada abad ke-16. Masakan bubur dianggap sebagai makanan sehat dan berkaitan dengan kebaktian terhadap orang-tua pada zaman dinasti Joseon. Bubur biji pinus dibuat dari biji pinus yang mahal dan merupakan makanan penting sebagai hidangan untuk orang yang-tua. Selain itu, masakan ini dianggap juga sebagai makanan yang disantap oleh sang pertapa. Sementara unsur asam lemak tidak jenuh yang terkandung pada biji pinus baik untuk kesehatan kulit, menurunkan tekanan darah dan menunda penuaan.

4. Samsaek-namul (삼색나물)

Masakan Namul merupakan masakan Korea yang bersejarah lama karena ada sebuah catatan di buku bernama 'Goryeosa' bahwa tiga jenis masakan sayur, Namul selalu dihadiri sebagai sesajen di istana. Masakan Namul ini dipengaruhi agama Buddha dan disantap sepanjang tahun dengan memakai sayur kering yang disiapkan untuk musim saat tidak mendapat sayur segar. Mempersembahkan tiga jenis masakan sayur ini pada upacara spiritual bermakna mempersembahkan semua sayur.

5. Yeongyang-dolsotbap (영양돌솥밥 ) 

Periuk batu atau dolsot diperkirakan dipakai sejak 1300 tahun lalu, yaitu zaman dinasti Baek-jea. Periuk batu ini pernah tidak dipakai setelah panci ala Jepang dipakai pada tahun 1920-an dan rice cooker dipakai pada akhir tahun 1960-an. Namun belakangan ini, periuk batu mulai dipakai kembali setelah diketahui nasi yang ditanak dengan daya tekan kuat tutup panci lebih lezat.

6. Sundubu-jjigae (순두부찌개 )

Tahu sutra adalah tahu halus yang belum dipadatkan dalam proses pembuatan tahu dan berwangi khas kacang kedelai dan bersifat lembek. Tahu ini memiliki 90 % air sehingga penyantap mudah terasa kenyang. Selain itu, tahu ini memiliki juga zat kalsium dan mineral. Tahu pada zaman Joseon relatif lebih keras dibandingkan pada zaman sekarang karena dibuat dengan cara menekan setelah digumpal. Maka, teknologi pembuatan tahu sutra ini dianggap berharga sehingga terdapat catatan tentang pembuat tahu itu.
 
7. Seogalbi-jjim (쇠갈비찜)

Dalam sebuah buku masak bernama Sieu-jeonseo(시의전서) yang diterbitkan akhir abad ke-19 Galbi-jjim dicatat dengan istilah Gari-jjim karena daging iga disebut Gari pada waktu itu. Sehingga istilah 'Gari' itu dipakai di Seoul hingga tahun 1930-an. Galbi-jjim yang dimasak dengan saus campuran kecap asin dan sari buah-buah memiliki rasa lunak dan lezat. Galbi-jjim ini merupakan salah satu makanan Korea yang digemari orang asing.

8. Dubu-jorim (두부조림)

Tahu merupakan salah satu bahan makanan yang terkenal di Asia Timur dan berasal dari Dinasti Song, Cina. Tahu pada umumnya dibuat dengan cara merebus kedelai dan menggilingnya dengan halus. Jika direbus lagi dengan menambah air, itu menjadi susu kedelai. Tetapi untuk menjadikan tahu, susu kedelai ini harus digumpalkan. Proses pembuatan tahu ini sama dengan cara untuk membuat keju dari susu. Oleh sebab itu, diperkirakan bahwa tahu dibuat oleh kaum petani dengan menerapkan cara pembuatan keju yang dipelajari oleh kaum pemngembara. Catatan pertama tentang tahu ini adalah sebuah puisi yang ditulis oleh Lee Saek pada Dinasti Koryeo dan tertulis bahwa tahu cocok untuk lansia ompong seperti dia.

9. Kimchi-jjigae (김치찌개)

Kimchi-jigae merupakan sejenis sup pedas dari Kimchi. Masakan ini dianggap sebagai masakan rakyat karena bahannya sederhana dan cara memasaknya mudah. Biasanya Kimchi sawi putih, daging dan tahu menjadi bahan utama untuk Kimchi-jjigae. Terutama Kimchi yang sudah difermentasikan dan mempunyai rasa yang cukup asam dapat menghasilkan rasa Kimchi-jjigae yang mendalam. Belum terdapat catatan kuno mengenai asal usul Kimchi-jjigae sehingga diperkirakan masakan ini mulai terkenal sekitar tahun 1970-an saat harga sawi putih mulai murah dan setiap rumah tangga memasak Kimchi.

10. Ogokbap (오곡밥)

Pada umumnya masa dari tanggal 1 hingga 14 bulan pertama tahun baru lunar dianggap sebagai masa untuk melakukan upacara spiritual terhadap leluhur dan persiapan untuk memulai satu tahun baru. Sedangkan hari bulan pernama pertama yang disebut Jeongwol-daeboreum merupakan masa permulaan tahun baru bagi orang yang hidup karena dapat memulai semua aktivitas pencarian makanan. Untuk memperingati hari ini, masyarakat Korea menyantap Ogokbap, salah satu makanan khas pada hari itu. Ogokbap yang dibuat dari 5 jenis padi-padian yang sudah dipanen pada musim gugur lalu memiliki makna yaitu mengharapkan panen raya. Disamping itu, makanan nasi itu menjadi sumber gizi.

11. Janchi-guksu (잔치국수)


Masyarakat Korea sering menggunakan ungkapan yang berbunyi 'Kapan anda memberikan saya mi?' kepada jejaka dan gadis karena Janchi-guksu selalu dihidangkapan pada kenduri pernikahan. Mi yang panjang dan tipis biasanya melambangkan panjan umur. Oleh sebab itu, masakan mi mengandung makna panjang umur bagi lansia dan hidup bahagis selama-lamanya bagi pasangan suami istri. Pada zaman dahulu, masakan mi merupakan hidangan istimewa karena tepung terigu tidak banyak di Korea tempat penghasil beras. Sementara istilah 'guksu' untuk mi itu berasal dari bentuk kelopak bunga krisan yang terapung di atas air.

12. Daeha-jatjeup-naengchae (대하잣즙냉채)


Pada zaman kerajaan Joseon, udang besar banyak ditangkap di laut barat pada bulan Agustus dan September dan udang itu dikeringkan dengan digarami untuk dipersembahkan kepada raja. Udang besar kering itu biasanya dimasak dengan cuka, mustard, dan kecap asin. Masakan yang disebut Choyori ini dihidangkan sebagai hidangan pembuka dan sekarang dikembangkan dengan diterapkan cara masak salad ala Cina.

13. Dakbokkeumtang (닭볶음탕)


Masyarakat zaman kerajaan Joseon lebih suka menyantap daging burung merak daripada daging ayam. Setelah cara peternakan ayam dari negara Barat dan dapat membiakkan ayam pada abad ke-20, masakan ayam dikembangkan dan salah satunya adalah Dakbokkeumtang. Sementara kentang dan cabe merah yang berasal dari daratan Afrika memasuki Korea dan ini dikembangkan juga cara memasak daging dengan kentang dan cabe merah dalam bentuk sup di Korea. Dakbokkeumtang dulu disebut sebagai istilah Dakdoritang, gabungan kata 'Dori' yang bermakna burung dalam bahasa Jepang dan 'Tang' yang berarti sup dalam bahasa Korea. Hal ini menyatakan masakan ayam ini dimakan sejak zaman penjajahan Jepang. Nama masakan ayam khas Korea ini lebih cocok disebut dengan istilah Dakbokkeumtang.

14. Nokdu-bindaetteok (녹두빈대떡)


Bindaetteok adalah masakan gorengan dari adonan kacang hijau bersama dengan tumbuhan pakis, toge, daun bawang, Kimchi, dan daging. Biasanya daging sapi atau babi dipakai dan bahan lain dapat bervariasi. Pada sebuah buku tentang tata hidangan yang diterbitkan pada dinasti Joseon tertulis bahwa Nokdu-byeong yang dibuat dari adonan kacang hijau dengan digoreng dengan minyak wijen dihidangkan kepada utusan dari luar negeri. Masakan ini diperkenalkan kepada rakyat dan menjadi panganan pada masa kekurangan makanan dan berkembang menjadi bindaetteok yang dimasak dengan adonan kacang hijau dan berbagai-bagai sayur di zaman sekarang. Kini Bindaetteok ini menjadi masakan penting untuk hidangan jamuan makan.

15. Tteokgalbi (떡갈비)



Tteokgalbi adalah masakan khas daerah Jeolla Selatan dan dibuat dari daging iga sapi yang dihaluskan dan dibumbui kemudian dipanggang dengan diolesi saus. Nama masakan ini berasal dari cara memasak daging yang dihancurkan dan ditumbuk seperti waktu membuat kue basah Injeolmi. Berbeda dengan masakan iga sapi lain tteokgalbi ini memiliki banyak air, lunak, dan mudah dicerna karena dagingnya dihaluskan.
16. Naengmyeon (냉면)


Menurut buku-buku kuno Naengmyeon atau mi dingin merupakan masakan istimewa yang suka disantap di zaman dinasti Joseon. Naengmyeon memiliki dua jenis, yaitu Naengmyeon Pyeongyang dan Naengmyeon Hamheung. Naengmyeon Pyeongyang dibuat dari mi buckwheat yang dicampur dengan tepung sagu dan memiliki kuah dari kaldu ayam atau kuah kimchi dan disajikan bersama daging rebus dan telur. Sedangkan Naengmyeon Hamheung dibuat dari mi buckwheat yang dicampur dengan tepung kentang dan dibumbui dengan saus Gochujang asam manis bersama dengan irisan ikan mentah.

17. Gyeojachae (겨자채)


Gyeojachae sebagai salah satu hidangan pembuka dibuat dengan mencampurkan berbagai sayur bersama saus mustard. Pada zaman dahulu masakan ini dihidangkan kepada raja untuk merangsang nafsu makan yang hilang. Mustard diperoleh dari buah tanaman mustard dan merupakan rempah-rempah penting yang memiliki rasa pedas bersama bawang putih dan jahe sebelum cabe memasuki Korea.

18. Pyeonsu (편수)


Pyeonsu adalah masakan pangsit yang terbuat dari sayur dan dimakan pada musim Yudu yang jatuh pada tanggal 15 Juni kalender bulan. Nama Pyeonsu diberikan karena bentuk masakan ini mirip seperti keping terapung di atas air. Masakan ini diperkenalkan oleh Cina ke Gaeseong yang merupakan kota perdagangan internasional pada zaman dinasti Goryeo sehingga terkenal sebagai masakan dari daerah Gaeseong di bagian utara Semenanjung Korea. Masakan Pyeonsu atau pangsit kuah dingin dibuat dari sayur dan merupakan masakan untuk musim panas.

19. Kongguksu (콩국수)



20. Chogyetang(초계탕)

Istilah Chogyetang bermakna cuka dan mustard serta merupakan masakan istimewa yang biasanya disantap pada musim dingin di daerah Hamkyeong dan Pyeongan di Korea Utara. Chogyetang sebagai masakan tradisional yang terdiri dari kuah ayam yang didinginkan dan dibumbui cuka dan mustard bersama ayam rebus yang disuwir-suwir. Setelah kulkas disediakan masakan ini dapat disantap pada musim panas sebagai masakan tambahan. Kalau nasi hangat dan mi gandum dimasukkan di dalam kuah Chogyetang, rasanya luar biasa enak.

source : world.kbs.co.kr/indonesian/

You Might Also Like

0 komentar